Kamis, 30 Mei 2019

Pakaian Tradisional Jepang

Kimono

Sumber gambar hyperjapan.co.uk
Sebagai pakaian tradisional tertua dari kebudayaan Jepang, kimono sendiri berarti sesuatu yang dikenakan. Di mana kata "ki" artinya pakai dan "mono" berarti barang. Jadi, kimono menjadi kata untuk penyebutan pakaian.

Kimono digunakan oleh pria ataupun wanita. Di saat sekarang ini, kimono yang akan Anda lihat berbentuk menyerupai huruf T. Dengan panjang hingga pergelangan kaki, pakaian berkerah ini memiliki model menyerupai mantel.

Kimono untuk wanita memiliki model seperti terusan. Biasanya wanita yang belum menikah akan mengenakan jenis kimono yang disebut sebagai furisode, dengan lengan yang lebar hingga menyentuh mata kaki. Kimono untuk pria berbentuk menyerupai setelan. Akan tetapi, kerah pada bagian kiri harus berada di atas kerah pada bagian kanan. Kimono memiliki corak yang indah dengan warna-warna cerah.

Untuk menggunakan kimono sendiri tidak mudah. Anda harus mengikatkan baju menggunakan sabuk yang disebut "obi" dengan melilitkannya pada bagian pinggang atau perut, dan kemudian diikat di punggung. Dilengkapi pula dengan alas kaki yang disebut zōri atau geta. Kimono dipakai untuk menghadiri acara-acara formal, seperti upacara minum teh, pernikahan dan lainnya.

Yukata

Sumber gambar web-japan.org
Orang Jepang juga suka menghabiskan waktu bersantai mereka dengan berendam di dalam air panas. Bahkan, banyak terdapat tempat pemandian air panas yang ramai dikunjungi warga sekitar. Itu sebabnya, ada baju khusus yang digunakan setelah mandi, dan disebut dengan Yukata.

Yukata merupakan kimono non formal yang sangat tipis dan terbuat dari bahan katun dan mudah menyerap keringat. Fungsinya agar pemakai merasa sejuk dan dapat bersantai setelah berendam di dalam air panas.

Bentuknya mirip kimono, hanya penggunaanya lebih santai. Bahkan dengan perkembangan mode, banyak yukata yang dibuat menggunakan corak cerah seperti kimono. Dan saat ini yukata digunakan para wanita di Jepang untuk melihat festival kembang api.

Furisode

Sumber gambar bellecon.wikia.com
Di Jepang wanita yang menginjak usia 20 dikatakan telah menapaki usia dewasa dengan penuh tanggung jawab. Di sinilah orang tuanya akan menghadiahi sang anak sebuah pakaian untuk digunakan dalam upacara kedewasaan. Pakaian yang terbuat dari sutera berkualitas dan memiliki warna mencolok indah ini disebut dengan furisode.

Di sepanjang kain terdapat motif yang mencolok. Bedanya dengan kimono adalah lengannya yang panjang dan berkibas. Umumnya, furisode ini akan terus digunakan hingga wanita tersebut menikah untuk menghadiri berbagai acara formal.

Hakama

Sumber gambar tozandoshop.com
Salah satu fashion Jepang ada juga yang mendapat pengaruh dari Kerajaan China lama. Misalnya hakama yang merupakan bawahan dan dipakai dengan cara diikat di atas kimono. Dahulu bawahan ini digunakan oleh para samurai.

Terbuat dari 2 lembar kain polos dengan bentuk trapesium, cara menggunakan hakama adalah dengan mengikatnya menggunakan 4 tali. Dua tali yang pendek akan mengikat bagian belakang kiri dan kanan. Sedangkan bagian depan kiri dan kanan diikat dengan tali yang lebih panjang.

Hakama yag memiliki panjang hingga mata kaki dapat mengecoh pandangan mata lawan ketika bertarung. Pada dasarnya hakama memiliki 7 kerutan, yaitu 2 kerutan di beakang dan 5 kerutan di depan. Ini menjadi perlambangan dari 7 asa bushido di Jepang.

Saat ini, Hakama menjadi pakaian resmi yang digunakan untuk berbagai acara formal seperti seijin shiki, upacara minum teh, pesta pernikahan dan lainnya. Di mana pakaian ini akan digunakan oleh anak laki-laki untuk acara Shichi-Go-San.

Jinbei

Sumber gambar pinterest.com
Sama seperti yukata, jinbei juga merupakan baju untuk bersantai. Namun, pakaian ini digunakan untuk tidur. Modelnya kasual dengan bahan katun yang tipis dan nyaman.

Saat ini, jinbei juga dapat digunakan untuk kegiatan santai di luar rumah. Bila pada saat festival kembang api para wanita akan mengenakan Yukata, maka jinbei dikenakan oleh pria untuk mendampingi wanita yang mengenakan yukata.

Haori

Sumber gambar yamatobudogu.com
Untuk menjaga agar kimono tetap bersih, ada aksesoris yang digunakan. Haori atau pakaian longgar memiliki model seperti kimono namun lebih lebar dan longgar. Dipakai seperti menggunakan mantel. Biasanya haori digunakan untuk acara-acara formal atau pernikahan. Model haori untuk pria lebih pendek dari pada haori untuk wanita. Sebagai pasangannya, hakama akan menjadi pelengkap untuk bawahan.

Uchikake

Sumber gambar pinterest.com
Sebagai hari yang sangat spesial, tentu saja pengantin di Jepang akan menggunakan pakaian adat yang paling mewah dan resmi. Uchikake terbuat dari bahan yang tebal dan memiliki desain yang sangat dekoratif serta terdapat motif indah seperti burung bangau.

Pakaian ini juga sering digunakan oleh para seniman Jepang untuk pertunjukan. Untuk menggunakannya, biasanya penggunanya akan memakai kimono terlebih dahulu tanpa obi. Kemudian, uchikake dikenakan seperti mantel.

Kurotomesode

Sumber gambar kimononagoya.tumblr.com
Untuk wanita sudah menikah, ia akan menggunakan kurotomesode untuk acara yang sangat formal. Di ambil dari kata "tomesode" yang berarti hitam, maka pakaian ini pun berwarna hitam dan terbuat dari kain krep. Terdapat lambang keluarga yang berjumlah 5 buah, yaitu 2 pada pada bagian dada atas kiri dan kanan, 1 lambang di punggung, dan 2 pada bagian kanan dan kiri di belakang lengan.

Pada bagian bawah terdapat motif indah yang menjadi ciri khasnya. Di mana semakin tua usia pemakainya, maka letak motifnya akan semakin bawah.

Irotomesode

Sumber gambar br.pinterest.com
Bila kurotomesode biasanya digunakan untuk acara yang paling resmi, namun ternyata ada beberapa acara resmi yang tidak memperbolehkan menggunakan kurotomesode, seperti acara di Istana Kaisar. Ini dikarenakan warna hitam dianggap terlalu murung untuk acara yang ceria. Untuk itu, para wanita di Jepang harus menggunakan irotomesode. Pakaian ini juga bisa digunakan untuk wanita yang belum menikah.

Kurotomesode memiliki motif indah pada bagian bawah pakaian. Pakaian ini juga cukup memiliki tiga buah lambang keluarga, yaitu sepasang pada bagian belakang lengan dan satu terletak di punggung. Bahannya terbuat dari kain krep yang bisa tanpa motif tenun atau dengan motif tenun, seperti shusuji, rinzu dan monishō.

Komon

Sumber gambar sites.google.com
Untuk acara santai seperti hangout bersama teman, makan malam atau menonton pertunjukan, para wanita di Jepang biasanya menggunakan komon. Memiliki motif yang sederhana dengan ukuran kecil yang berulang-ulang, pakaian ini dapat digunakan oleh wanita yang belum menikah dan telah menikah.

0 komentar:

Posting Komentar